Rabu, 08 Agustus 2007

WASPADAI CURAH HUJAN TINGGI DI BUMI TOTABUAN

Beberapa pekan terakhir ini, bumi totabuan tidak pernah putus diguyur hujan. Terkadang hujan sangat lebat, terkadang juga tidak terlampau lebat namun berlangsung hampir seharian. Hal ini cukup merepotkan, khususnya bagi mereka yang saat ini harus menjemur cengkeh yang telah di panen, bahkan ibu – ibu rumah tangga pun kerepotan menjemur pakaian, apalagi jika ia memiliki bayi / anak kecil. Disamping itu juga, curah hujan yang tinggi jadi mengkhawatirkan karena mengingat telah terjadi bencana banjir dan longsor di beberapa tempat seperti di kec. Nuangan dan Kotabunan, meski memang skalanya tidak sebesar ketika bencana terjadi pada tahun lalu.

Apa yang terjadi di Bolmong hingga saat ini masih jauh lebih baik ketimbang di beberapa wilayah lainnya. Hujan lebat telah mengakibatkan longsor di dua desa di Kab. Poso Sulteng pada awal bulan Juli lalu. Disusul kemudian terjadinya bencana longsor pada hari Ahad (22/07) malam di beberapa desa di Kec. Bungku Utara, Kab. Morowali Sulteng. Longsor pun terjadi di sejumlah titik jalan trans sulawesi, khususnya yang menghubungkan propinsi Gorontalo dengan Kab. Bolmong Sulawesi Utara. Bencana yang terdekat juga terjadi di Kec. Ratahan Minahasa Tenggara yang telah mengakibatkan 4 orang tewas, puluhan luka – luka dan ribuan orang mengungsi.

Sederetan bencana yang terjadi akhir – akhir ini di daerah Sulawesi, bukan tidak mungkin akan kembali terjadi di bumi Totabuan. Jika kita mengingat kembali banjir dan longsor yang terjadi tahun lalu, tidak hanya debit air di sungai yang meningkat drastis tetapi juga longsor bebatuan besar menimpa beberapa perkebunan serta lumpur yang masuk hingga ke desa – desa seperti di Desa Bakan dan Matali Baru. Belum lagi longsoran tumpukan kayu sisa – sisa penebangan hutan yang menumpuk di tanah dan perkebunan warga.

Ketika tahun lalu tim yang dipimpin oleh Awaluddin membawa bantuan dari Dompet Dhuafa Republika Jakarta bekerjasama dengan Pesantren Darul Istiqamah Manado tiba di Kotamobagu, kondisi daerah pusat kota memang relatif aman. Namun kenyataannya ada sekitar 11 kecamatan yang terkena dampak bencana ini yakni Kecamatan Bolaang, Lolak, Lolayan, Dumoga Utara, Dumoga Timur, Dumoga Barat, Bolaang Uki, Posigadan, Pinolosian Tengah, Pinolosian Timur dan Pinolosian Barat. Jadi, banjir terjadi mulai dari daerah Inobonto hingga ke Desa Deaga di Pinolosian Barat yang berada di dekat muara sungai Tobayagan, berhadapan langsung dengan pantai. Ketika tim tiba memang genangan air sudah mulai surut dan beberapa lokasi sudah bisa ditembus mobil seperti di daerah Dumoga hingga ke Desa Ilomata di Pinolosian. Bantuan logistik berupa bahan makanan dan obat – obatan pun dapat disalurkan ke Desa Ilomata dan Salongo yang sebelumnya tidak bisa dicapai karena jalur darat terputus di Dumoga. Saat itu, jalan ke arah Pinolosian Barat belum tembus, begitu juga ke Bolaang Uki karena jembatan putus di Desa Salongo.

Yang unik dari kejadian bencana tersebut, ternyata dengan curah hujan tinggi itu telah menyebabkan dampak bencana yang berbeda – beda. Naiknya debit air di beberapa sungai besar yang mengakibatkan air sungai tumpah ke jalan dan ratusan hektar perkebunan / sawah, terkikisnya pinggiran sungai hingga belasan meter dan mengakibatkan beberapa rumah ikut hanyut, tanah longsor yang disertai bebatuan besar serta gelondongan kayu – kayu, ditambah lagi ancaman air pasang dari laut. Ketika itu, Gubernur Sulut, S.H. Sarundajang mengakui bahwa bencana ini terjadi bukan hanya karena curah hujan yang tinggi tetapi juga karena adanya penggundulan hutan (www.bolmongnews.com, 25 Juni 2006). Hal ini menunjukkan bahwa menjaga keseimbangan alam di Bolmong, khususnya kelestarian hutan sangatlah penting agar tidak terjadi bencana yang dapat merugikan kita semua. Apabila pembabatan hutan terus terjadi dan tidak ada penghijauan yang dilakukan maka bencana alam bukan mustahil akan terjadi lagi.

Menurut penjelasan dari BMG, di wilayah Utara Indonesia sekarang terbentuk zona pertemuan dua massa udara atau lebih dikenal dengan inter-tropical convergence zone (ITCZ) yang pada akhirnya menimbulkan peluang hujan yang lebat. Daerah – daerah tersebut adalah wilayah bagian Utara Papua, Maluku bagian Utara, Sulawesi bagian Utara dan sedikit bagian tengah, kemudian bagian Kalbar, Bangka dan Belitung. (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0707/21/humaniora/3702404.htm). Hal ini dapat menjelaskan mengapa bencana terjadi berturut – turut di Sulawesi, termasuk curah hujan yang sangat tinggi terjadi di Bolmong akhir – akhir ini. Kenyataan ini membuat kita harus ekstra hati – hati dan tentunya semakin memperhatikan lingkungan kita. Adalah lebih baik jika kita bersusah payah untuk mencegah ketimbang mengambil keuntungan sebesar – besarnya dari alam khususnya hutan, namun pada akhirnya seluruh masyarakat harus menuai akibat kerugian yang besar.(AN)

TONGGINA

Dalam kehidupan sehari – hari kita selalu berusaha mengarah ke hal – hal yang baik sebagai semangat serta gairah hidup. Berikut ini ada beberapa tonggina yang perlu kita camkan :

Pertama :
”Hormatilah dan selalu takzim pada orang tuamu. Hiburlah merekan dengan kemuliaan akhlakmu dan janganlah berkata keras atau ucapan yang menyinggung perasaannya. Sesungguhnya kemuliaan seorang muslim itu terletak pada cara dirinya menghormati orang tuanya, serta pribadi yang membawa keteduhan, rendah hati penampilannya dan lemah lembut tutur katanya.”

Kedua :
”Latihlah dirimu untuk sholat tepat pada waktunya. Biasakan dan berusahalah untuk selalu mengajak teman melakukan sholat berjamaah serta upayakan dengan segala kemauan yang kuat agar dapat bangun di tengah malam untuk shalat tahajud. Pada saat itu, luluhkan dirimu dalam samudera zikir dan perbanyaklah berdoa.”

Ketiga :
”Selalu siap untuk untuk memberi pertolongan atas dasar al birri wat – taqwa, dan jangan menunggu agar orang lain meminta jasamu. Ulurkanlah tanganmu bagi mereka yang sangat membutuhkan pertolongan.”

Keempat :
”Jagalah lidahmu, jangan berdusta. Janganlah terlena karena terlalu banyak canda dan tawa, hadapilah hidup ini dengan penuh keseriusan.”

Kelima :
”Bekerjalah dengan selalu berusaha agar ada hal baik yang selalu engkau kerjakan. Janganlah dibiarkan satu hari berlalu tanpa adanya amalan. Sesungguhnya harga final seseorang itu terletak pada dua hal, yaitu : Iman sebagai asset ilahiyyah, serta amal sebagai realisasi cintamu kepada-Nya. Oleh karena itu bekerjalah ! Bekerja itu adalah ibadah dan berprestasi itu sesungguhnya sangatlah indah.”

Keenam :
”Hiduplah dengan hemat. Jauhilah segala perbuatan mubazir. Biasakanlah dirimu untuk menabung karena sifat yang hemat terhadap harta yang dimiliki menunjukkan seseorang yang waspada untuk senantiasa mempersiapkan diri agar hari esok menjadi lebih baik. Akan tetapi yang perlu diingat adalah hemat bukan berarti kikir melainkan tidak berlebihan atas segala hal.”

Ketujuh :
”Sediakan dan rencanakan selalu untuk menyambung tali silaturrahim dengan teman, kerabat dan saudara seiman. Jadikan dirimu sebagai orang yang senantiasa gelisah apabila lama tak berkunjung kerumah sahabatmu. Janganlah engkau sekali – kali memutuskan tali silaturrahim karena Rasulullah SAW melarang kita untuk saling tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari. Sabdanya pula : Siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi oleh Allah. Silaturrahim pada dasarnya merupakan wujud rasa sayang menyayangi antar sesama muslim yang dapat menciptakan kedamaian dengan adanya tali cinta yang kuat dalam kehidupan.”

Kedelapan :
”Janganlah sekali – kali menyebarkan cela dan kelemahan saudaramu sesama muslim. Justru menjadi kewajiban kita untuk menutupi kekurangan / aib yang dimiliki seorang muslim dihadapan orang lain. Ingatkanlah ia apabila melakukan kesalahan sehingga dapat kembali ke jalan yang benar dan maafkanlah ia jika ia berbuat salah padamu. Sesungguhnya setiap muslim adalah bersaudara dan laksana satu badan. Jika ada salah satu anggota badan yang sakit maka seluruh badan akan merasakannya.”

Kesembilan :
”Biasakanlah dirimu untuk senantiasa membaca dan menghayati ayat – ayat Al Qur’an walaupun hanya satu ayat setiap harinya. Sesungguhnya Allah lebih menyukai amalan yang meski hanya sedikit namun dilakukan dengan rutin dan bersungguh – sungguh, ketimbang melakukan amal ibadah yang banyak namun jarang. Bertekadlah untuk selalu dapat mempraktekkan apa yang diperintahkan Allah padamu melalui Al Qur’an, secara konsekuen dan bersungguh - sungguh.”

Kesepuluh :
Berusahalah untuk selalu menjadi juru dakwah, menebarkan benih – benih tauhid dan berusahalah agar dirimu menjadi contoh tauladan orang – orang yang ada disekitarmu. Sampaikanlah walau hanya satu ayat dan katakanlah yang benar meskipun terasa pahit. Selain itu, gemarlah membaca karena setiap sudut kehidupan adalah penuh dengan ilmu dan hikmah yang tak berbilang banyaknya.

Oleh sebab itu, sangatlah bijak kiranya apabila hari ini kita menyimak sebuah peringatan dari kekasih kita, Rasulullah Muhammad SAW agar kita jangan sampai menjadi :
> Orang yang menambah – nambahkan Al Qur’an;
> Orang yang mendustakan takdir;
> Orang yang menghambakan diri kepada yang dzalim;
> Orang yang memuliakan siapa yang dihinakan oleh Allah SWT dan menghinakan siapa yang dimuliakan oleh Allah SWT;
> Orang yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah SWT;
> Orang yang meninggalkan sunnah nabi.
Jadi, perbanyaklah taubat sebelum datang wafatmu, sholatlah tepat pada waktunya sebelum engkau disholatkan.

GALERI FOTO

GALERI FOTO
Pemberian bantuan dana pendidikan kepada Ananda Rahmat Yusup di Kel. Mogolaing, untuk meneruskan pendidikan ke Pondok Pesantren Hubulo di Gorontalo